ST Francis Luck Now – Pemerintah akan meluncurkan rencana baru untuk memperkuat sistem pendidikan di Malaysia yang sesuai dengan kebutuhan. Menteri Pendidikan, Fadhlina Sidek, mengungkapkan bahwa Rencana Pembangunan Pendidikan Masa Depan Malaysia 2026-2036. Hal ini dirancang sebagai kerangka komprehensif untuk periode sepuluh tahun ke depan. Rencana ini akan menggantikan Rencana Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025. Yang akan berakhir tahun ini dan diharapkan dapat mulai diimplementasikan pada 2026.
Menurut Fadhlina, rencana baru ini akan berfokus pada berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas, aksesibilitas. Serta relevansi pendidikan bagi siswa di seluruh negeri. Beberapa elemen utama yang akan menjadi perhatian meliputi pemberian otonomi berbasis panduan kepada sekolah-sekolah. Pengembangan potensi siswa, serta penerapan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
Selain itu, rencana ini juga bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Seperti kasus perundungan, kesehatan mental siswa dan tenaga pengajar, serta isu kesetaraan dan kesenjangan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Baca Juga : Manfaat Lazy Parenting untuk Meningkatkan Kemandirian Anak
Fadhlina menjelaskan bahwa seluruh sesi utama diskusi dengan para pemangku kepentingan, termasuk pakar di bidang pendidikan. Proses pengumpulan masukan dari berbagai pihak ini akan difinalisasi sebelum akhir tahun untuk memastikan implementasi yang efektif. Sebelumnya, masyarakat juga telah diundang untuk memberikan usulan terkait rencana baru ini melalui portal Cadangan Masa Depan Pendidikan Malaysia 2026-2036.
Rencana pendidikan saat ini telah membawa berbagai pencapaian signifikan. Salah satunya adalah tingginya tingkat partisipasi pendidikan dasar dan menengah pertama, dengan Angka Partisipasi Kasar (Gross Enrolment Rate/GER) mencapai hampir 98,2 persen dan 95,3 persen pada tahun 2020. Di tingkat menengah atas, angka tersebut tercatat sebesar 88,0 persen. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan program-program pendidikan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Dalam pengembangan kurikulum baru, Fadhlina menyampaikan bahwa perhatian khusus akan diberikan pada penguatan penguasaan bahasa Inggris, tanpa mengesampingkan peran penting bahasa Melayu sebagai bahasa nasional. Kurikulum ini juga akan memprioritaskan empat bidang utama, yaitu Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM), serta memperluas akses pendidikan pra-sekolah untuk anak-anak.
Penggunaan bahasa dalam kurikulum baru akan dirancang dengan pendekatan seimbang, yaitu 50 persen bahasa Melayu dan 50 persen bahasa Inggris. Hal ini dianggap penting untuk memastikan siswa memiliki kemampuan yang baik dalam kedua bahasa tersebut sejak dini, guna mempersiapkan mereka menghadapi tantangan global.
Lebih lanjut, Fadhlina juga menyoroti perlunya reformasi dalam berbagai aspek pendidikan, termasuk penanganan isu sosial yang berdampak pada lingkungan belajar. Fokus terhadap kesejahteraan mental siswa dan tenaga pendidik akan menjadi prioritas utama, dengan tujuan menciptakan suasana belajar yang sehat dan kondusif.
Melalui Rencana Pembangunan Pendidikan Masa Depan Malaysia 2026-2036, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih tangguh, inklusif, dan relevan untuk memenuhi tuntutan masa depan. Kebijakan ini tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan siswa agar mampu berkontribusi dalam masyarakat yang terus berkembang.
Dengan melibatkan berbagai pihak dan mendengarkan aspirasi masyarakat, pemerintah optimis bahwa rencana ini akan menjadi landasan yang kuat untuk menghadirkan perubahan positif dalam dunia pendidikan. Transformasi ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang dan mendukung upaya pembangunan nasional secara menyeluruh.
Simak Juga : Trump Tidak Dipenjara Terkait Kasus Uang Tutup Mulut, Vonis Jelang Pelantikan