ST Francis Luck Now – Mengelola emosi dalam menghadapi anak yang sulit diatur memang menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Kesabaran yang besar sangat dibutuhkan dalam proses mendidik anak. Namun, tidak jarang orangtua merasa frustrasi dan marah ketika perilaku anak sulit dikendalikan. Marah merupakan reaksi alami dalam situasi seperti ini. Meski begitu, penting bagi orangtua untuk memahami dampak yang mungkin timbul pada anak akibat sikap keras, seperti membentak atau meneriaki mereka.
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., menegaskan bahwa hal utama yang perlu diperhatikan orangtua bukan hanya pada aspek tumbuh kembang anak, tetapi juga pada manajemen emosi. Dalam sebuah konferensi pers peluncuran kampanye #BanggaJadiBunda di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Vera menyampaikan bahwa mengakses informasi terkait pengasuhan dan perkembangan anak kini sangat mudah. Orangtua hanya perlu mencari informasi tersebut melalui perangkat digital.
Baca Juga : Pelatihan dan Sertifikasi Praktisi Hukum Pertambangan Bersertifikasi
“Informasinya tinggal one swipe away, one click away. Semua tinggal dicari,” ungkap Vera. Namun, ia juga mengingatkan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber akan menjadi sia-sia jika orangtua tidak mampu mengendalikan emosi mereka. Menurut Vera, pengendalian emosi adalah kunci utama dalam menjalankan peran sebagai orangtua.
“Pembekalan ilmu tersebut tidak ada artinya kalau kita emosian dan mudah habis sabarnya,” tambahnya. Setiap tahap usia anak memiliki karakteristik yang berbeda sehingga menuntut orangtua untuk melakukan penyesuaian. Misalnya, anak usia dua tahun biasanya sulit diatur dan cenderung melakukan hal yang dilarang. Vera menjelaskan bahwa usia anak memengaruhi perilaku mereka dalam menguji kesabaran orangtua.
“Lihat dulu anaknya usia berapa, karena usia anak menguji kesabaran itu ada beberapa tahap. Ada usia dua tahun, lima tahun, masa pubertas di kelas empat atau lima SD, dan SMA hingga kuliah,” jelas Vera. Dalam menghadapi perilaku nakal anak, orangtua perlu memahami apakah perilaku tersebut wajar untuk usianya atau tidak. Misalnya, anak usia dua tahun sering kali menunjukkan perilaku yang menantang larangan orangtua, tetapi hal ini sebenarnya adalah bagian dari proses tumbuh kembang mereka.
Penting bagi orangtua untuk mengendalikan amarah dan tindakan mereka saat menghadapi anak yang sulit diatur. Jangan sampai anak melihat orangtua kehilangan kendali atas emosi, karena anak cenderung meniru perilaku yang mereka saksikan. Vera menyarankan agar orangtua memberikan contoh kepada anak bahwa emosi adalah hal yang wajar, tetapi harus dikelola dengan cara yang sehat.
“Misalnya, berkata, ‘Boleh ngomong bentar ya, Bunda butuh waktu tenang dulu.’ Dengan begitu, anak melihat bahwa ternyata emosi itu wajar, tapi ada cara mengendalikannya,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa aktivitas fisik, seperti berolahraga, dapat membantu orangtua menetralisir emosi. “Tips dari saya adalah berolahraga untuk menetralisir emosi. Karena kalau enggak jalan pagi, biasanya kita semakin sering ngomel-ngomel,” tutup Vera.
Dalam pengasuhan, kemampuan orangtua untuk mengelola emosi sangat memengaruhi suasana di dalam keluarga. Ketika orangtua mampu mengendalikan amarah, anak akan belajar bahwa emosi perlu dihadapi dengan cara yang bijak. Dengan demikian, proses mendidik anak menjadi lebih efektif, dan hubungan antara orangtua dan anak pun semakin harmonis.
Simak Juga : Tersangka Pembunuhan CEO UnitedHealth Hadapi Dakwaan Terorisme