ST Francis Luck Now – Anak Perempuan sering kali digambarkan memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan ayahnya. Fenomena ini bukan sekadar anggapan populer, tetapi juga telah diamati dalam banyak studi psikologi dan hubungan keluarga. Hubungan tersebut terbentuk sejak kecil ketika seorang anak mencari figur pelindung dan teladan yang berbeda dari ibunya. Ayah dianggap sebagai sosok yang mampu memberikan rasa aman, perhatian, dan dukungan emosional yang unik. Kedekatan ini kemudian berkembang menjadi hubungan yang erat dan sering terlihat dalam interaksi sehari hari, misalnya dalam bentuk anak perempuan yang lebih terbuka bercerita atau meminta perhatian ayah. Sebaliknya, anak lelaki biasanya lebih nyaman mengekspresikan sisi emosional dan kelembutan mereka kepada ibu. Pola ini menunjukkan adanya dinamika peran orang tua yang saling melengkapi, sekaligus membuktikan betapa pentingnya keterlibatan kedua orang tua dalam tumbuh kembang anak.
Hubungan khusus antara ayah dan anak perempuan sering dijelaskan melalui faktor psikologis. Anak Perempuan biasanya menjadikan ayah sebagai figur pertama laki laki dalam hidup mereka. Dari sanalah muncul rasa kagum, ketergantungan, dan keyakinan bahwa ayah adalah pelindung utama. Banyak psikolog menyebut fenomena ini sebagai bentuk keterikatan emosional yang berkembang sejak bayi hingga remaja. Ayah yang hangat dan suportif dapat meningkatkan rasa percaya diri anak perempuan sekaligus membantu mereka dalam membangun relasi sosial di luar keluarga. Kehadiran ayah yang aktif juga berkontribusi pada kesehatan mental anak, karena memberikan rasa aman dalam menghadapi tantangan hidup. Tidak jarang, anak perempuan yang dekat dengan ayah mampu menunjukkan kemandirian lebih besar dan keberanian dalam mengambil keputusan. Semua ini menegaskan bahwa hubungan emosional tersebut berakar dari kebutuhan dasar anak untuk merasa dicintai dan dilindungi.
“Baca juga: Sama-Sama Disayang Tapi Masih Cemburu? Ini Cara Redam Persaingan Anak Kembar!”
Jika anak perempuan identik dengan kedekatan pada ayah, maka anak lelaki umumnya lebih akrab dengan ibu. Hal ini terjadi karena anak lelaki sering mengekspresikan sisi lembut mereka melalui interaksi dengan sosok ibu. Sejak bayi, ibu lebih banyak berperan dalam memberikan kasih sayang, sentuhan, dan perawatan sehari hari. Ikatan emosional yang terbentuk membuat anak lelaki merasa nyaman untuk berbagi perasaan dengan ibu. Selain itu, ibu sering dianggap lebih peka dalam membaca emosi anak, sehingga komunikasi berjalan lebih mudah. Kedekatan ini bukan berarti anak lelaki tidak menghormati ayah, tetapi lebih pada kecenderungan memilih figur yang sesuai dengan kebutuhan emosional mereka. Hubungan antara ibu dan anak lelaki juga membantu membentuk rasa empati, kelembutan hati, dan keterampilan sosial yang kuat. Dengan demikian, pola kedekatan ini memiliki fungsi penting dalam membentuk keseimbangan kepribadian anak.
“Simak juga: Bocah Ajaib! Alwi Farhan Rebut Juara Macau Open 2025 dan Bikin Dunia Terkesima!”
Kedekatan emosional antara orang tua dan anak, baik anak perempuan dengan ayah maupun anak lelaki dengan ibu, memberikan dampak signifikan bagi tumbuh kembang mereka. Anak yang memiliki ikatan erat dengan salah satu orang tua cenderung lebih stabil secara emosional, memiliki rasa percaya diri tinggi, serta lebih tangguh dalam menghadapi tantangan. Anak perempuan yang dekat dengan ayah biasanya lebih selektif dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis karena memiliki standar figur laki laki yang baik. Sementara anak lelaki yang dekat dengan ibu cenderung lebih mudah mengekspresikan kasih sayang dan menghargai perasaan orang lain. Hubungan ini juga mengurangi risiko anak mengalami masalah perilaku karena mereka mendapatkan perhatian emosional yang memadai sejak dini. Pada akhirnya, keseimbangan peran orang tua memberikan pondasi kuat bagi pembentukan karakter anak.
Walau ada kecenderungan anak perempuan dekat dengan ayah dan anak lelaki dekat dengan ibu, penting bagi kedua orang tua untuk tetap terlibat aktif dalam kehidupan anak. Ayah maupun ibu memiliki peran saling melengkapi yang tidak bisa digantikan satu sama lain. Orang tua perlu memastikan bahwa kedekatan emosional tersebut tidak menciptakan jarak dengan orang tua lainnya. Sebaliknya, hubungan yang harmonis dapat memperkaya pengalaman anak dalam hal kasih sayang dan bimbingan. Keterlibatan kedua orang tua dalam mendidik, mendengar cerita, hingga memberikan dukungan moral akan membentuk anak yang seimbang secara emosional. Dengan adanya keseimbangan ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, penuh kasih sayang, dan mampu menjalin hubungan sosial yang sehat. Inilah sebabnya peran ayah dan ibu sama sama penting bagi perkembangan anak, terlepas dari kecenderungan kedekatan emosional yang mereka alami.