ST Francis Luck Now – Peran Dukungan orang tua sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk mengatasi rintangan akademik. Serta membentuk mereka menjadi siswa yang aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar. Penelitian oleh Research on Improving System of Education (RICE) dan Kemendikbudristek pada 2021 menunjukkan penurunan partisipasi siswa dalam aktivitas belajar selama pembelajaran jarak jauh. Hal ini terjadi di berbagai jenjang pendidikan, dari PAUD hingga perguruan tinggi. Bahkan, pengajar mengamati bahwa banyak siswa menunjukkan sikap pasif dan kurang kreatif dalam pembelajaran luring. Berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum KKNI, siswa tidak hanya diminta untuk menerima informasi dari pendidik. Tetapi juga diharapkan aktif dalam eksplorasi materi, kreatif, dan mandiri dalam mencari sumber belajar.
Keterikatan siswa terhadap aktivitas belajar, atau yang dikenal dengan istilah engagement, sangat penting dalam mencapai tujuan ini. Engagement menggambarkan partisipasi aktif siswa dalam belajar dengan emosi positif. Namun, penelitian di Kota Bandung menunjukkan bahwa lebih dari separuh siswa memiliki engagement yang rendah. Hal ini mengindikasikan masih banyak siswa yang tidak sepenuhnya menikmati dan berusaha dalam proses belajar mereka. Salah satu faktor utama adalah adanya rintangan akademik yang dihadapi siswa, seperti tugas yang banyak dan waktu yang terbatas. Kesulitan dalam memahami pelajaran, serta rasa bosan yang menghalangi motivasi belajar mereka.
Baca Juga : Perayaan Kemenangan dan Persiapan Pelantikan Trump di Washington DC
Rintangan akademik ini, meskipun terlihat sepele, dapat menjadi hambatan serius jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, siswa perlu mengembangkan kemampuan mengatasi rintangan akademik yang dikenal dengan istilah academic buoyancy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 58% siswa memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi rintangan akademik. Namun banyak juga yang belum mampu menghadapinya dengan baik. Kemampuan ini sangat penting untuk membentuk keterikatan siswa terhadap pembelajaran yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Menurut teori self-determination yang dikembangkan oleh Ryan dan Deci, untuk siswa dapat berkembang secara optimal dalam belajar. Mereka harus memiliki kebutuhan psikologis dasar yang terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi rasa mampu (kompetensi), rasa otonomi (tidak terpaksa), dan rasa diterima oleh lingkungan. Lingkungan yang memberikan dukungan berupa kesempatan, panduan, dan perhatian dapat membantu siswa memenuhi kebutuhan psikologis ini. Yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi rintangan akademik.
Dukungan dari orang tua dan pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan psikologis dasar siswa. Namun, banyak orang tua dan pendidik yang lebih menekankan pada pemberian struktur dan perhatian, sementara kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih cara belajar yang sesuai dengan minat mereka. Padahal, memberikan otonomi atau kesempatan bagi siswa untuk memilih dan mengembangkan dirinya merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran yang efektif.
Dukungan yang seimbang antara autonomy support, structure, dan involvement dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi rintangan akademik. Ketika siswa merasa mampu, tidak terpaksa, dan diterima, mereka akan lebih percaya diri dalam mengatasi masalah akademik dan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, mereka akan lebih kreatif dan mandiri dalam belajar.
Selain itu, filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mengajarkan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” juga sangat relevan. Sebagai pendidik atau orang tua, kita harus memberikan teladan di depan siswa, memberi arahan dan panduan ketika mereka membutuhkan. Namun, seiring bertambahnya usia siswa, kita perlu memberikan mereka kesempatan untuk berkembang dan berkreasi, serta mendukung mereka dengan empati dan perhatian. Dengan memberikan dukungan yang tepat, siswa dapat menghadapi rintangan akademik dengan lebih baik dan menjadi individu yang aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
Oleh karena itu, untuk membentuk siswa yang tangguh menghadapi rintangan akademik, sangat penting bagi pendidik dan orang tua untuk bekerja sama memberikan dukungan yang konsisten dan saling melengkapi. Dengan memenuhi kebutuhan psikologis siswa melalui autonomy support, structure, dan involvement, kita dapat membantu mereka berkembang menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan berkompeten dalam belajar.
Simak Juga : Perayaan Kemenangan dan Persiapan Pelantikan Trump di Washington DC