ST Francis Luck Now – Wakil Dekan Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Supangat MKom PhD. Penelitian mendalam tentang gaya belajar mahasiswa dalam konteks pembelajaran daring. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model gaya belajar Felder-Silverman (FSLSM) dengan tujuan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan melalui platform e-learning yang lebih adaptif dan personal.
Di era digital, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran daring. Platform e-learning terus berkembang dengan mengadopsi teknologi yang lebih personal, interaktif, dan adaptif terhadap kebutuhan pengguna. Namun, efektivitas platform ini tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologinya. Tetapi juga pada kemampuan untuk menyesuaikan konten pembelajaran dengan kebutuhan serta karakteristik individu mahasiswa.
Supangat menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukannya bertujuan untuk mengoptimalkan preferensi belajar mahasiswa melalui pengembangan model FSLSM. Model ini telah ia tingkatkan dengan memasukkan dimensi sosial dan personalitas, yang sebelumnya tidak ada dalam model klasik FSLSM. Dimensi-dimensi baru ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran daring yang lebih interaktif, kolaboratif, dan holistik. Penelitian ini juga menghantarkan Supangat meraih gelar Doktor (PhD) di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) pada 7 Desember 2024.
Baca Juga : Mengelola Emosi Orangtua dalam Menghadapi Anak yang Sulit Diatur
Menurut Supangat, model FSLSM klasik selama ini hanya mempertimbangkan dimensi pemrosesan, persepsi, penerimaan, dan pemahaman dalam menganalisis gaya belajar mahasiswa. Namun, ia menemukan bahwa model tersebut memiliki keterbatasan karena tidak memasukkan faktor sosial dan personalitas. Yang sangat penting untuk mendukung pengembangan keterampilan kolaboratif dan pengalaman pembelajaran yang lebih menyeluruh. Dengan memasukkan dua dimensi baru ini, model FSLSM yang telah ditingkatkan menjadi lebih relevan. Serta untuk mendukung kebutuhan pembelajaran mahasiswa di era digital.
Penelitian Supangat melibatkan data dari 400 mahasiswa sarjana di Untag Surabaya. Hasilnya menunjukkan bahwa model FSLSM yang telah diperbarui mampu meningkatkan rata-rata nilai ujian mahasiswa sebesar 3,5% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan ini menjadi bukti nyata bahwa penyesuaian pembelajaran yang lebih personal dan sesuai dengan gaya belajar individu. Hal ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan efektif.
Supangat menjelaskan lebih lanjut bahwa dimensi sosial dalam model ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif melalui interaksi yang lebih terstruktur. Sementara itu, dimensi personalitas membantu mengidentifikasi preferensi dan karakteristik unik setiap mahasiswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran daring, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih kaya dan bermakna bagi mahasiswa.
Melalui penelitian ini, Supangat berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan metode pembelajaran yang lebih relevan dan adaptif di masa depan. Ia juga optimistis bahwa hasil penelitiannya dapat mendorong kemajuan pendidikan berbasis teknologi di Indonesia, khususnya dalam konteks pendidikan tinggi. Dengan platform e-learning Elitag Untag Surabaya sebagai salah satu implementasi dari model ini, ia berharap universitas lain dapat mengadopsi pendekatan serupa untuk meningkatkan kualitas pendidikan daring.
Supangat menekankan bahwa keberhasilan penelitian ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar mahasiswa. Ia berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan platform e-learning yang lebih adaptif dan efektif, sehingga pendidikan daring di Indonesia dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan pendekatan yang lebih personal dan holistik, pengalaman belajar daring diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih optimal, baik dari segi akademik maupun pengembangan keterampilan mahasiswa.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa teknologi dan pendidikan dapat saling mendukung untuk menciptakan solusi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital. Dengan mengedepankan pendekatan yang lebih personal dan interaktif, pendidikan daring memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi mahasiswa maupun institusi pendidikan secara keseluruhan.
Simak Juga : Dugaan Korupsi Wali Kota New York Eric Adams: Pengusaha Mengaku Bersalah