ST Francis Luck Now – Pelatihan Digital Gratis di Makassar kini tengah ramai dibicarakan karena menjadi peluang besar bagi UMKM yang ingin go digital. Program ini merupakan bagian dari skema Digital Talent Scholarship yang diselenggarakan Komdigi dan berlangsung pada 3 hingga 5 Agustus 2025. Materi yang diberikan sangat relevan dengan kebutuhan dunia usaha kecil menengah masa kini. Topik seperti pemasaran digital dasar, strategi media sosial, serta branding online diajarkan secara terstruktur dan mudah dipahami. Selain itu, peserta tidak harus hadir langsung di Makassar karena sebagian besar materi bisa diakses secara daring. Hal ini memberi kesempatan bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia untuk terlibat aktif meskipun dari jarak jauh. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pendaftar sebelum tenggat 2 Agustus 2025. Acara ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan misi peningkatan literasi digital nasional yang terus digencarkan sejak pandemi.
Pelatihan Digital Gratis di Makassar menjadi magnet baru bagi pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kemampuan digitalnya. Kehadiran pelatihan ini dinilai sangat tepat waktu karena saat ini UMKM dituntut melek teknologi agar bisa bersaing secara luas. Peserta yang mengikuti program ini mendapatkan akses ke berbagai modul pelatihan seperti copywriting digital, analisis pasar, serta pengelolaan iklan daring. Fasilitas pembelajaran telah dirancang interaktif agar memudahkan pemahaman bahkan bagi mereka yang baru mulai terjun di dunia digital. Pelaksanaan pelatihan ini memang berlokasi di Makassar, namun tidak semua peserta wajib hadir langsung karena materi juga tersedia secara daring. Dengan begitu, pelatihan ini menjangkau peserta lebih luas, termasuk mereka yang tinggal di luar pulau. Inisiatif ini dipuji banyak pihak karena memberi solusi konkret bagi tantangan literasi digital di sektor usaha kecil. Sejumlah mentor profesional juga turut terlibat untuk mendampingi proses pembelajaran secara aktif.
Salah satu kekuatan utama dari pelatihan ini adalah sifatnya yang inklusif. Tidak hanya pelaku usaha aktif, tetapi juga mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan masyarakat umum bisa bergabung sebagai peserta. Pihak penyelenggara telah membuka jalur pendaftaran daring agar prosesnya lebih mudah diakses dari mana saja. Pelatihan ini memang difokuskan untuk meningkatkan daya saing sektor UMKM namun tetap terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar. Modul pelatihan dirancang dengan bahasa yang sederhana dan langsung pada praktik lapangan. Tidak sedikit peserta pemula yang mengaku baru pertama kali memahami konsep digital marketing setelah mengikuti sesi ini. Materi pelatihan pun disusun berdasarkan kondisi pasar terkini agar dapat langsung diterapkan. Meski jumlah peserta yang hadir secara fisik di Makassar dibatasi, peserta daring tetap mendapatkan pengalaman belajar yang setara. Upaya seperti ini memperlihatkan komitmen pemerintah dalam menyetarakan akses pelatihan di seluruh daerah.
Model pelatihan hybrid yang digunakan dalam program ini membuatnya semakin diminati. Peserta dari luar Makassar merasa sangat terbantu dengan sistem daring yang dihadirkan. Materi pelatihan dapat diakses melalui platform digital sehingga pembelajaran bisa dilakukan secara fleksibel dari rumah. Perekaman sesi tatap muka juga disediakan untuk peserta yang tidak bisa mengikuti secara langsung. Fitur diskusi daring membantu peserta tetap bisa bertanya dan berinteraksi dengan narasumber. Akses digital ini telah dirancang agar tidak memberatkan bandwidth pengguna di daerah terpencil. Inilah yang menjadikan pelatihan ini sebagai contoh ideal pelatihan inklusif berbasis teknologi. Evaluasi dan umpan balik pun diberikan langsung melalui sistem online agar peserta dapat terus memperbaiki kemampuan mereka. Dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, pelatihan ini berhasil menjangkau ribuan peserta yang sebelumnya kesulitan akses terhadap pelatihan berkualitas. Pendekatan ini terbukti efektif dalam pemerataan pengetahuan dan keahlian digital di berbagai wilayah.
Transformasi UMKM menuju era digital memang bukan perkara mudah namun langkah-langkah seperti pelatihan ini telah membuka jalan penting ke arah sana. Banyak pelaku usaha kecil yang awalnya hanya mengandalkan metode konvensional kini mulai menyadari pentingnya memiliki jejak digital. Pelatihan ini menjadi titik awal bagi mereka untuk mengenal berbagai tools seperti Google Ads, Instagram Business, hingga sistem manajemen pelanggan berbasis aplikasi. Beberapa pelaku usaha bahkan langsung mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk meningkatkan penjualan secara online. Dampak ini sangat positif mengingat sektor UMKM masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Ke depan, pelatihan-pelatihan seperti ini diharapkan bisa diperluas tidak hanya dari sisi jumlah peserta tetapi juga cakupan materinya. Komitmen pemerintah dalam menyediakan akses pelatihan berbasis digital telah menjadi fondasi penting dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi. Dengan pelatihan seperti ini, potensi besar UMKM Indonesia untuk bersaing di era digital akan semakin terbuka lebar.