St Francis Luck Now – Parenting dengan temperamen sensitif memang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Anak sensitif seringkali merespon perasaan dan rangsangan fisik secara intens. Sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam hal pengasuhan dan pembentukan disiplin. Agar anak sensitif dapat tumbuh dengan disiplin tanpa mengabaikan karakteristik mereka, orang tua perlu memahami beberapa hal penting dalam pola pengasuhan yang tepat.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah menerima kepekaan anak. Anak dengan temperamen sensitif tidak bisa diubah begitu saja, dan sebaiknya orang tua tidak memandangnya sebagai anak yang pengecut atau cengeng. Sebaliknya, fokuslah pada kekuatan dan bakat mereka. Anak sensitif sering kali memiliki empati yang tinggi dan sifat penyayang terhadap orang lain. Sebagai orang tua, penting untuk mengajarkan mereka cara mengelola emosi dengan cara yang sesuai secara sosial, serta memberikan dukungan agar mereka tidak merasa tertekan karena kepekaan yang mereka miliki.
Baca Juga : Coursera: Revolusi Teknologi Pendidikan di Era Digital
Selanjutnya, orang tua perlu menetapkan batasan yang jelas untuk anak sensitif. Anak-anak ini cenderung lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan bisa menjadi kewalahan dengan informasi yang terlalu banyak. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang tenang dan memberikan mereka ruang untuk menenangkan diri sangat penting. Menetapkan batasan juga bisa membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
Memberikan pujian juga sangat penting dalam parenting anak sensitif. Pujilah usaha mereka, bukan hanya hasilnya. Anak sensitif seringkali merasa kecewa jika mereka tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan, namun dengan memuji usaha mereka, orang tua dapat mendorong mereka untuk terus berusaha. Selain itu, pujian yang diberikan harus tulus dan jujur, karena anak sensitif cenderung sangat peka terhadap kejujuran orang tua.
Pemberian hadiah atau penghargaan juga bisa menjadi cara yang efektif untuk memotivasi anak sensitif. Sistem penghargaan yang terstruktur dapat membantu anak merayakan pencapaian mereka dan mendorong perubahan perilaku yang positif. Namun, orang tua perlu hati-hati agar hadiah yang diberikan tidak menjadi beban atau tekanan bagi anak.
Mengajarkan anak untuk mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka juga sangat penting. Anak sensitif perlu belajar untuk menghadapi perasaan tidak nyaman dengan cara yang sehat. Orang tua bisa membantu mereka dengan menggunakan pelatihan emosi, yaitu mengajarkan anak untuk mengidentifikasi perasaan mereka dan menemukan cara yang tepat untuk mengekspresikannya.
Terakhir, memberikan konsekuensi logis adalah bagian dari proses mendisiplinkan anak sensitif. Ketika anak melanggar aturan, orang tua harus memberikan konsekuensi yang jelas dan konsisten, namun tetap lembut dan tanpa disertai emosi negatif. Konsekuensi yang diberikan sebaiknya membantu anak memahami sebab-akibat dari tindakan mereka, tanpa membuat mereka merasa dihukum secara berlebihan.
Dengan pendekatan yang penuh pengertian dan kesabaran, anak sensitif dapat tumbuh menjadi individu yang disiplin tanpa kehilangan sisi empati dan kepekaan mereka.
Simak Juga : Mahkamah Agung AS Dihadapkan dengan Penolakan FDA terhadap Produk Vape Beraroma