ST Francis Luck Now – Freeport kembali menjadi bahan perbincangan hangat usai terseret dalam polemik sponsor di festival musik Pestapora 2025. Festival Director Kiki Aulia Ucup akhirnya angkat bicara dalam sebuah video klarifikasi yang dirilis resmi ke publik. Ia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penonton dan pihak yang merasa kecewa. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kerja sama dengan PT Freeport Indonesia telah resmi diputus pada Jumat malam sebelum memasuki hari kedua festival. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada dana sedikit pun yang masuk ke pihak penyelenggara dari perusahaan tambang tersebut. Meski begitu, isu ini sudah terlanjur menimbulkan kegaduhan hingga membuat sejumlah musisi memilih mundur. Keputusan ini menjadi pelajaran besar bagi penyelenggara agar lebih berhati-hati dalam menentukan arah kerja sama. Festival ini tetap berlanjut meskipun menghadapi tantangan berat dalam menjaga kepercayaan publik.
Dalam pernyataan yang disiarkan pada Sabtu, Kiki Ucup menjelaskan bahwa Freeport tidak memiliki keterlibatan lebih lanjut dalam pelaksanaan Pestapora 2025. Ia memastikan perusahaan itu tidak akan hadir dalam bentuk apa pun di arena festival. Semua konsekuensi dari pemutusan kontrak disebut akan menjadi tanggung jawab penuh pihak penyelenggara. Hal ini mencakup beban moral, keuangan, dan dampak citra di mata publik. Menurut Kiki, tidak ada sepeser dana yang diterima sehingga secara finansial tidak ada keuntungan dari kerja sama tersebut. Pernyataan itu dimaksudkan untuk mengakhiri spekulasi yang berkembang di masyarakat. Festival tetap berjalan sesuai jadwal meskipun daftar pengisi acara mengalami perubahan cukup besar. Ke depan, pihak penyelenggara berjanji akan lebih mendengar masukan publik serta melakukan evaluasi menyeluruh. Komitmen itu menjadi penting agar festival tetap relevan dan diterima oleh banyak kalangan tanpa menimbulkan kontroversi lanjutan.
Dampak polemik sponsor membuat sejumlah musisi besar memutuskan mundur dari penampilan di Pestapora 2025. Band seperti Navicula, Leipzig, Ornament, Negativa, Rekah Ruah, Durga, Sukatani, hingga Petra Sihombing menyatakan sikap serupa. Bahkan grup ternama seperti Hindia dan Feast juga memilih batal tampil. Mereka menyebut keputusan itu lahir dari kekecewaan setelah mengetahui adanya keterlibatan Freeport di balik acara tersebut. Beberapa di antara mereka menuliskan pernyataan terbuka di media sosial, menekankan bahwa sikap ini adalah bentuk solidaritas dan konsistensi terhadap nilai yang mereka pegang. Tindakan itu memengaruhi susunan lineup, membuat penyelenggara harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Meskipun banyak yang mundur, beberapa band tetap tampil dengan pendekatan berbeda. Keputusan itu menggambarkan bahwa dunia musik tidak hanya soal hiburan, tetapi juga menyangkut sikap dan prinsip. Reaksi publik pun terbagi antara mendukung langkah musisi dan menunggu perbaikan dari penyelenggara.
Salah satu yang menarik perhatian adalah sikap dari band punk Rebellion Rose. Mereka menyatakan mundur secara resmi, namun tetap naik panggung untuk memberikan orasi dan berbincang dengan penonton. Keputusan itu diambil demi menghormati penggemar yang sudah membeli tiket dan datang jauh-jauh untuk menyaksikan pertunjukan. Dalam penjelasan mereka, aksi di atas panggung tidak dimaksudkan sebagai hiburan melainkan sebagai bentuk penyampaian sikap. Band ini bahkan mengembalikan seluruh biaya transportasi dan honor yang telah diterima kepada penyelenggara. Langkah tersebut menunjukkan integritas dan komitmen tinggi terhadap nilai yang mereka perjuangkan. Pesan solidaritas dan kepedulian terhadap isu lingkungan serta masyarakat lokal menjadi inti dari penampilan mereka. Bagi para penonton, momen itu menjadi pengalaman yang berbeda dari festival musik biasa. Sikap Rebellion Rose menegaskan bahwa musik juga bisa menjadi medium untuk menyuarakan aspirasi dan menciptakan kesadaran bersama.
Meskipun dihantam isu besar, Pestapora 2025 tetap dilaksanakan sesuai rencana pada 5 hingga 7 September di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta. Penyelenggara berusaha keras untuk memastikan acara tidak batal meskipun lineup berubah drastis. Banyak penonton masih hadir, menikmati penampilan dari musisi yang tetap mendukung jalannya festival. Kiki Ucup menyatakan bahwa pihaknya akan terus berbenah dan belajar dari kesalahan yang ada. Ia juga menegaskan bahwa festival ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga ruang pertemuan kreatif antara musisi dan publik. Kejadian ini memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya transparansi dalam setiap kerja sama sponsor. Bagi penyelenggara, mempertahankan kepercayaan publik menjadi prioritas utama. Meski jalan yang ditempuh penuh hambatan, festival tetap mendapat dukungan dari sebagian penggemar musik. Ke depan, perbaikan diharapkan dapat mengembalikan reputasi Pestapora sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia.