ST Francis Luck Now – Contoh Nasional untuk Pendidikan Iklim hadir di SMPN 2 Tanjungsari Sumedang pada tanggal 16 Juli 2025. Sekolah ini dipilih sebagai tuan rumah pelatihan diseminasi praktik baik Sekolah Berketahanan Iklim oleh SEAQIS. Kegiatan berlangsung sepanjang hari dengan sesi penuh offline di lingkungan sekolah dan dilanjutkan secara online. Peserta merupakan kepala sekolah tenaga pendidik pengawas dan perwakilan pemangku kepentingan yang berdedikasi terhadap pendidikan iklim. Mereka mendapatkan materi modul yang membahas integrasi pendidikan iklim pengelolaan sampah konservasi air hujan dan penyusunan rencana aksi sekolah. Semua ini dikemas dalam format interaktif dan aplikatif agar bisa langsung diterapkan setelah pelatihan selesai. Dengan pemilihan lokasi yang tepat dan materi yang relevan sekolah ini diproyeksikan menjadi pusat inspirasi nasional dalam membangun ketahanan iklim generasi muda.
Contoh Nasional untuk Pendidikan Iklim ditunjukkan lewat peran aktif SMPN 2 Tanjungsari saat menyelenggarakan pelatihan SB I. Sekolah mampu menyiapkan fasilitas lengkap untuk menyambut peserta dari berbagai daerah. Lokasi pelatihan di kampus sekolah memudahkan diskusi lapangan dan praktik langsung misalnya pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah sekolah atau kolam resapan air hujan. Ruang kelas dan aula difungsikan sebagai area diskusi kelompok. Semua elemen sekolah mulai dari tenaga pendidik hingga komite aktif mendukung jalannya acara. Kolaborasi dengan SEAQIS memastikan transfer pengetahuan berjalan lancar dengan ahli yang didatangkan khusus. Dengan memanfaatkan platform online peserta dari luar kota tetap bisa mengikuti sesi lanjutan tanpa hambatan. Proses ini menjadikan SMPN 2 Tanjungsari bukan sekadar lokasi pelatihan tetapi titik awal perubahan budaya pendidikan iklim di tingkat nasional.
SEAQIS menyusun materi yang sangat lengkap dan aplikatif untuk peserta dari berbagai background pendidikan. Integrasi pendidikan iklim diajarkan dengan pendekatan kurikulum terpadu sehingga bisa digunakan oleh tenaga pendidik mata pelajaran IPA IPS dan pendidikan agama. Pengelolaan sampah dijelaskan dengan metode Bank Sampah sekolah serta edukasi 3R yakni reduce reuse recycle. Konservasi air hujan dibahas dalam bentuk desain kolam resapan biopori dan teknik harvesting yang tepat untuk kebutuhan sanitasi serta pertamanan sekolah. Peserta juga dilatih menyusun rencana aksi sekolah yang meliputi target program pelestarian lingkungan monitoring dan evaluasi rutin. Semua materi disampaikan melalui metode diskusi studi kasus dan simulasi langsung sehingga peserta bisa lebih mudah memahami dan merancang implementasi di sekolah asal mereka. Dengan cara ini pelatihan menjadi relevan dan tahan lama dampaknya bagi dunia pendidikan lokal.
Pelatihan ini direspons positif oleh kepala sekolah tenaga pendidik pengawas dan pemangku kepentingan. Banyak peserta merasakan bahwa program ini memperkuat komitmen terhadap isu iklim dan kesiapan sekolah dalam mengolah lingkungan secara mandiri. Beberapa kepala sekolah bahkan langsung menyusun draft program Bank Sampah dan konservasi air hujan di sekolah masing masing. Tenaga pendidik merasa lebih percaya diri memasukkan materi pendidikan iklim dalam silabus mingguan mereka. Pemangku kepentingan berharap pelatihan ini bisa ditiru oleh sekolah lain di wilayah berbeda sehingga menimbulkan efek domino. Ada pula ide untuk membentuk jaringan sekolah berketahanan iklim regional yang bisa saling berbagi praktik baik. Dengan pelatihan ini lingkungan sekolah semakin terasa hidup dan mendukung pembentukan karakter siswa yang peduli lingkungan.
“Simak juga: Di Balik Kekayaan Jusuf Hamka: Kisah Inspiratif atau Penuh Tanda Tanya?”
SMPN 2 Tanjungsari bersama SEAQIS sudah menyiapkan langkah lanjutan setelah pelatihan. Sekolah akan dijadikan pusat pelatihan lanjutan bagi sekolah sekolah lain di wilayah Jawa Barat. Modul dan materi yang telah disusun akan diupload pada portal pendidikan iklim nasional agar bisa diakses tenaga pendidik di seluruh Indonesia. Rencana aksi yang disusun peserta akan dievaluasi secara berkala dan dijadikan studi kasus keberhasilan program. Diharapkan dalam beberapa bulan ke depan sudah ada bukti nyata seperti pengurangan sampah plastik penggunaan air hujan untuk taman sekolah dan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan lingkungan. Jika semua berjalan sesuai rencana SMPN 2 Tanjungsari bisa menjadi model nasional yang dilihat dari segi implementasi dan semangat inovasinya. Sekolah ini diharapkan menjadi pusat penggerak revolusi hijau pendidikan di tingkat dasar dan menengah.