
ST Francis Luck Now – Bahasa Portugis kini resmi menjadi bagian dari kurikulum pendidikan Indonesia setelah keputusan Presiden Prabowo Subianto yang mengejutkan banyak pihak. Keputusan ini diumumkan setelah pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Kepresidenan Jakarta. Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Brasil. Dalam pernyataannya, Sugiono menyebut komunikasi menjadi kunci penting dalam membangun kerja sama strategis antarnegara. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Portugis dianggap perlu agar generasi muda Indonesia dapat beradaptasi dengan hubungan global yang terus berkembang. Keputusan ini menandai babak baru dalam dunia pendidikan nasional yang kini semakin terbuka terhadap berbagai bahasa asing yang relevan dengan kerja sama internasional.
Langkah memasukkan Bahasa Portugis ke kurikulum nasional bukan tanpa alasan strategis. Menurut Sugiono, keputusan tersebut berakar pada niat Presiden Prabowo untuk membentuk hubungan khusus antara Indonesia dan Brasil. Ia menjelaskan bahwa kedua negara memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, mulai dari politik hingga ekonomi. Bahasa menjadi jembatan utama untuk mencapai komunikasi yang efektif dalam kerja sama lintas negara ini. Karena itu, pembelajaran Bahasa Portugis dianggap sebagai upaya memperkuat koneksi antarwarga kedua negara. Selain itu, pengenalan bahasa ini juga dinilai mampu memperluas wawasan budaya siswa Indonesia. Melalui kebijakan ini, diharapkan para pelajar mampu memahami nilai-nilai global serta membangun pemahaman yang lebih mendalam terhadap hubungan bilateral antara Indonesia dan Brasil.
Keputusan Presiden Prabowo ini disambut positif oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Saat pengumuman dilakukan, Presiden Lula bahkan memberikan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi terhadap kebijakan tersebut. Langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa kedua negara berkomitmen mempererat hubungan strategis jangka panjang. Kerja sama antara Indonesia dan Brasil disebut akan mencakup berbagai sektor, mulai dari perdagangan hingga pendidikan. Dalam konteks pendidikan, pengenalan Bahasa Portugis di sekolah Indonesia diharapkan mampu membuka peluang pertukaran pelajar dan riset akademik antara kedua negara. Dunia internasional pun menyoroti langkah ini sebagai langkah diplomasi budaya yang cerdas. Indonesia dinilai tidak hanya memperluas jejaring kerja sama, tetapi juga menunjukkan kesiapan menghadapi dinamika global dengan membuka diri terhadap bahasa dan budaya baru.
Masuknya Bahasa Portugis ke dalam kurikulum nasional menjadi bukti bahwa sistem pendidikan Indonesia tengah beradaptasi dengan kebutuhan global. Kebijakan ini menandakan arah baru dalam visi pendidikan yang menitikberatkan pada penguasaan bahasa asing. Sebelumnya, siswa di Indonesia telah mempelajari bahasa internasional seperti Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, Jerman, dan Rusia. Kini, Bahasa Portugis hadir sebagai bahasa prioritas tambahan yang memperkaya pilihan akademik bagi peserta didik. Transformasi ini diharapkan mampu mempersiapkan generasi muda agar lebih kompetitif di kancah internasional. Selain memperkuat kemampuan komunikasi, pembelajaran bahasa juga dianggap penting untuk memahami konteks budaya dari negara mitra kerja sama. Dengan begitu, kebijakan ini tidak hanya bersifat politis, tetapi juga membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia nasional.
Kebijakan baru ini sejalan dengan arah diplomasi Indonesia yang ingin memperkuat posisi di kancah global. Pembelajaran Bahasa Portugis di sekolah menjadi langkah konkret dalam strategi memperluas hubungan antarnegara melalui pendekatan pendidikan. Pemerintah menilai bahwa penguasaan bahasa merupakan aset penting dalam menghadapi tantangan global. Selain itu, dengan adanya kerja sama antara Indonesia dan Brasil, peluang investasi serta pertukaran budaya juga akan meningkat. Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa diplomasi tidak hanya dijalankan melalui pertemuan politik, tetapi juga lewat dunia pendidikan. Diharapkan, dengan kemampuan berbahasa asing yang lebih luas, generasi muda Indonesia akan menjadi duta bangsa yang mampu membawa citra positif di tingkat internasional. Dengan demikian, kebijakan ini menjadi salah satu inovasi penting yang memperkuat sinergi antara diplomasi dan pendidikan modern.
Artikel ini bersumber dari kompas dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di stfrancislucknow
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa